Berbicara di hadapan orang banyak merupakan hal yang mudah dilakukan
oleh orang tertentu, tetapi cukup menegangkan bagi banyak orang. Satu
hal yang menjadi penghalang utama untuk tampil dengan tenang adalah
ketakutan untuk dinilai negatif. Bagaimana cara menyingkirkan ketakutan?
Melakukan
presentasi adalah hal yang mudah dilakukan oleh sebagian orang,
terutama oleh mereka yang profesional dalam bidang komunikasi atau public speaking. Namun, tidak semua orang mampu melakukan presentasi secara baik, memuaskan audiens.
Mereka
yang gagal melakukan presentasi bukan saja para pemula yang kurang
berpengalaman, melainkan juga orang-orang yang memiliki jam terbang
tinggi sebagai eksekutif maupun yang aktif dalam kepengurusan berbagai
organisasi.
Sebuah seminar diselenggarakan oleh salah satu
institusi pendidikan ternama di Tanah Air beberapa waktu lalu. Peminat
cukup banyak karena topiknya sangat menarik. Pembicaranya?
Seorang
wanita manajer pemasaran dari sebuah perusahaan multinasional, yang
katanya menerapkan strategi yang dipresentasikan. Ketika acara dimulai,
terkesan pembicaraan dalam seminar itu bakal sangat menarik karena
dibuka oleh seorang moderator yang berbicara dengan sangat menarik.
Meremehkan Peserta
Namun,
sungguh tak terduga, dari menit ke menit presentasi oleh narasumbernya
sendiri ternyata sangat menyebalkan. Bagaimana tidak?
Dalam
dua jam seminar yang direncanakan, narasumber menghabiskan waktu antara
lain untuk game yang tidak ada hubungannya dengan topik seminar (dengan
hadiah produk dari perusahaan tempat ia bekerja); untuk mengenalkan
sebuah organisasi internasional yang di dalamnya ia duduk sebagai
pengurus.
Bahkan, ia tidak lupa menampilkan kegiatan beserta
foto-foto dirinya dalam organisasi tersebut. Terakhir, materi pokok
yang ditunggu-tunggu oleh peserta seminar dipresentasikan dengan
tergesa-gesa tanpa penguasaan yang baik.
Lebih buruk lagi, makalah
yang dipresentasikan itu ternyata bukan hasil karyanya sendiri,
melainkan 100 persen berupa materi karya orang lain yang telah
diseminarkan pada forum organisasi internasional yang diurusnya itu.
Alhasil,
dalam sesi diskusi yang dibuka pada menit-menit terakhir, hanya satu
peserta yang mengangkat tangan untuk bertanya. Selebihnya yang tampak
adalah wajah-wajah peserta yang bersungut-sungut kecewa.
Belajar Kembali
Sungguh
runyam, seminar yang tiketnya dijual cukup mahal untuk para akademisi
dan praktisi organisasi/perusahaan itu berakhir sangat mengecewakan.
Pasalnya, narasumber terlalu berfokus pada keinginannya sendiri,
membelokkan topik utama kepada hal-hal yang tidak relevan, tidak
mengenali kebutuhan audiens, tidak menguasai materi presentasi, dan
tidak mengerti aturan main presentasi.
Bercermin dari kasus
tersebut, alangkah baiknya bila kita kembali belajar mengenai bagaimana
melakukan presentasi secara efektif. Selain itu, mengingat besarnya
kemungkinan timbul rasa cemas menjelang dan ketika melakukan
presentasi, berikut disajikan tip presentasi efektif dan juga tip
mengatasi ketakutan presentasi. Semuanya disarikan dari tulisan de
Janasz, Dowd, & Schneider (2002).
Tip Presentasi Efektif
Sebelum presentasi
-
Teliti siapa audiens Anda: minat-minat dan keyakinan-keyakinan, jenis
presentasi yang sesuai (berapa lama, bagaimana formatnya, dan jenis
teknologinya).
- Pilih pakaian yang tepat, sesuai dengan keadaan audiens Anda: kasual atau formal?
-
Siapkan apa yang akan Anda sampaikan: Anda tidak mungkin menuliskan
semua kata yang akan disampaikan; buatlah daftar konsep apa saja yang
akan disampaikan, dan kembangkan poin-poin percakapan yang mendukung
konsep-konsep tersebut.
- Latihan: berlatih mengucapkan poin-poin tersebut secara urut dan dengan tone percakapan.
- Rileks: sesaat sebelum presentasi, pikiran harus jernih dan siap
menjalankan tugas.
Selama presentasi
- Mengawali dengan anekdot atau kutipan kata-kata.
- Menyampaikan kerangka pemikiran kepada audiens.
- Menyampaikan argumen inti (pentingnya topik yang disajikan) pada awal presentasi, didukung data.
- Membangun sesi interaktif: ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu audiens fokus pada presentasi.
- Menggunakan teknologi, tetapi jaga supaya tetap komunikatif.
- Usahakan menarik, tetapi tidak perlu terlewat entertaining (menghibur). Yang penting peserta dibuat berpikir.
- Menutup dengan sebuah kutipan atau pesan penting untuk menegaskan esensi presentasi.
Sesudah presentasi
- Mengevaluasi: katakan pada diri sendiri, kapan dan apa yang baik dilakukan pada presentasi yang akan datang.
-
Follow-up: siapkan dan kirim materi atau data yang Anda janjikan kepada
audiens, dan sampaikan ucapan terima kasih secara formal kepada panitia
atau pengelola acara.
Sumber : www.kompas.com
No comments:
Post a Comment