Tuesday 16 March 2010

11 Teknik Mengasah Otak

Para ilmuwan dari University of California, Berkeley, AS, pernah meneliti otak tikus. Mereka menemukan, otak tikus tumbuh sebesar 4 persen saat mereka dipaksa menjalankan tugas mental setiap hari, misalnya mencari jalan keluar dari lorong yang berliku, memanjat tangga, dan bersosialisasi dengan tikus lain.

Nah, otak tikus saja bisa dilatih untuk tumbuh, apalagi otak manusia. Makin dilatih, otak kita pasti kian tajam. Kehilangan daya ingat dalam jumlah tertentu pada usia berapa pun adalah wajar, sama seperti terjadinya perubahan pada organ tubuh lain. Yang penting, jangan malas untuk rajin melatih otak kita agar daya ingat tetap kuat sepanjang masa.

Ini caranya :  
Latih kemampuan mengamati
Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.

Asah indra
Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau dingin udara di sekitar Anda.

Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya
Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa mengingat lebih banyak.

Pelajari sesuatu yang baru
Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan tentang komputer, dan lain-lain.

Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak
Misalnya bermain gitar, mengetik tanpa melihat tuts, mengerjakan prakarya dari kayu, atau berlatih menulis halus.

Tekuni hobi
Gunakan kesempatan untuk mengembangkan hobi Anda.

Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu

Hafalkan sesuatu yang Anda sukai
Bisa jadi itu puisi, lagu, kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah bahasa asing.

Latihan menghafal urutan angka berderet panjang
Misalnya 32145687390282930498. Ini adalah bentuk latihan memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.

Ingat perjalanan pribadi
Apa yang sedang Anda kerjakan satu jam lalu, minggu lalu pada hari Rabu pukul 10.00, misalnya. Dengan siapa, di mana, dan seterusnya.

Ingat dan teliti ulang pengeluaran harian
Apa yang Anda beli kemarin? Berapa uang yang ada dalam dompet Anda sekarang? Kapan Anda terakhir mengambil uang tunai, dan seterusnya.

Latihan-latihan ini akan memungkinkan sel otak tetap aktif dan jaringan penghubung antarsel otak semakin rapat. Kegiatan mental yang menantang meningkatkan jumlah sirkuit aktif atau sinapsis dalam otak. Semakin banyak sirkuit, semakin banyak asosiasi, makin besar pula kemampuan mengingat.

Kenali Tipe Kepribadian dari Selera Musik


SELERA musik dan tipe kepribadian ternyata berkaitan sangat erat.  Berdasarkan suatu riset berskala dunia, musik favorit bisa jadi merupakan cermin kepribadian diri Anda.

Penelitian ilmiah tentang hubungan selera musik dengan kepribadian dilakukan Professor Adrian North dari Heriot-Watt University. Dengan melibatkan puluhan ribu orang di seluruh dunia,  ia mengklaim  risetnya sebagai penelitian terbesar untuk jenis riset serupa yang pernah dilakukan sebelumnya.

Kepada BBC, North menggambarkan risetnya ini sebagai suatu hal yang mengejutkan dan signifikan.  "Kami selalu menduga adanya hubungan antara selera musik dan kepribadian. Ini adalah untuk pertamakalinya bahwa kami telah berhasil menelitinya dalam detil yang nyata. Belum pernah ada satu pun yang meneliti dengan skala seperti ini sebelumnya," tegasnya.

Hasil temuan paling menarik dari riset North adalah adanya kemiripan antara penggila musik klasik dan heavy metal.  "Salah satu yang paling mengejutkan adalah adanya kesamaan antara penggemar musik klasik dan heavy metal. Mereka sama-sama kreatif, tenang tetapi tidak outgoing," ungkapnya.
North juga menyatakan riset ini akan sangat berguna bagi kepentingan marketing. "Jika Anda memahami selera musik seseorang, maka Anda akan dapat mengatakan seperti pada pribadinya, siapa dan menjual apa," tambahnya.

Dalam risetnya, North meminta lebih dari 36.000 partisipan dari seluruh dunia untuk merata-ratakan 104 jenis musik. Mereka juga ditanya mengenai aspek kepribadian. Riset ini masih akan berlanjut dan Prof North, yang juga Dekan Fakultas Psikologi  Heriot-Watt University, berencana melibatkan partisipan untuk ikut ambil bagian mengisi kuisioner singkat secara online.

Musik dan Tipe Kepribadian Anda :
BLUES : Percaya diri tinggi , kreatif, outgoing, gentle dan tenang
JAZZ : Percaya diri tinggi, kreatif, outgoing dan tenang
CLASSIC : Percaya diri tinggi, kreatif, introvert dan tenang
RAP : Percaya diri tinggi, outgoing
OPERA :    Percaya diri tinggi, kreatif, gentle
COUNTRY dan WESTERN : Pekerja keras, outgoing
REGGAE : Percaya diri tinggi, kreatif, bukan pekerja keras, outgoing,  gentle dan tenang
DANCE : Kreatif, outgoing, tidak gentle
INDIE :   Percaya diri rendah, kreatif, bukan pekerja keras, tidak gentle
BOLLYWOOD : Kreatif, outgoing
ROCK/HEAVY METAL : Percaya diri rendah, kreatif, bukan pekerjakeras, tidak outgoing, gentle, tenang
POP : Percaya diri tinggi, tidak kreatif, pekerja keras, outgoing, gentle, tidak tenang
SOUL : Percaya diri tinggi, kreatif, outgoing, gentle, tenang

Sumber : www.kompas.com

Membuka Diri, Siapa Takut?

Membuka diri terhadap orang lain (self disclosure) itu ibarat mata uang, memiliki dua sisi. Di satu sisi berarti memasuki hubungan yang lebih matang. Di sisi lain, terdapat risiko dicemooh dan dikhianati. Bagaimanapun, self disclosure merupakan isyarat berkembangnya hubungan yang sehat yang perlu dikelola.

Kadang-kadang kita dibuat kagum oleh seseorang yang dengan sangat terbuka dapat menceritakan apa saja yang ia pikirkan, rasakan, dan inginkan. Meskipun banyak kesulitan atau kekurangan, hidup seolah dirasa sebagai hal yang ringan, dan dilakoni tanpa beban.

Kita dapat menjadi lebih nyaman berinteraksi dengan pribadi seperti itu. Karena ia terbuka, kita pun dapat menjadi lebih terbuka, dan akhirnya relasi berlangsung lebih akrab dan saling percaya.

Namun, pada kesempatan lain kadang terjadi sebaliknya. Kita justru merasa muak dengan seseorang yang terlalu membuka diri sampai ke hal-hal yang sangat pribadi, yang menurut kita tidak pantas untuk diceritakan kepada orang banyak.

Sebut saja namanya Mr X, kepada teman-teman di luar lingkungan kantor ia menceritakan bagaimana kebiasaan-kebiasaan yang terjadi di kantornya: bahwa proyek di departemennya itu hanya 20 persen yang dioperasionalkan, dan 80 persen lainnya dibagi-bagi di antara pimpinan dan karyawan tertentu, termasuk dirinya. Ia menceritakan hal itu bukan didasari oleh keprihatinan karena ia sendiri senang menerima bagian.

Pada saat lain, Mr X menceritakan bahwa ia sedang ada janji dengan seorang bos untuk sama-sama pergi ke tempat praktik seorang paranormal demi keperluan tertentu. Bukan untuk urusan penyakit atau gangguan lain, tetapi buat melancarkan suatu tujuan yang tidak ia ceritakan. Cerita tersebut di lingkungan orang-orang yang hidup dengan budaya penuh etika bukannya menimbulkan simpati, malah menghasilkan cemoohan.

Hal ini juga terjadi dalam percakapan yang semula akrab antara sopir taksi (pria) dengan penumpang wanita. Pada akhir percakapan, si penumpang yang semula senang mendengar kisah sehari-hari sopir taksi akhirnya merasa terhina karena dia belakangan membanjirinya dengan kisah keberhasilan berkencan dengan beberapa wanita penumpang taksinya.

Di samping kondisi positif dan negatif seperti digambarkan di atas, ada kondisi lain yang dapat kita jadikan referensi untuk menentukan kapan dan bagaimana sebaiknya kita membuka diri.

Di sebuah perusahaan, Lisa (bukan nama sebenarnya) nyaris mengalami PHK setelah hampir setahun bekerja. Pasalnya, bukan karena ia tak punya kemampuan atau melakukan penyimpangan, tetapi karena adanya masalah keluarga yang mengganggu, sehingga kinerjanya sebagai asisten manajer sangat merosot.

Selama masalah itu berlangsung Lisa sangat gelisah, tetapi tidak berani bercerita kepada atasan karena merasa tidak pantas membicarakan persoalan pribadi dengan orang kantor. Singkat cerita, ketika ia mendapat teguran atasan, akhirnya ia memberanikan diri bercerita, dan akhirnya atribusi atasannya berubah.

Manajer itu kembali menaruh kepercayaan atas kemampuan Lisa, dan ia sendiri terus memberikan dukungan dalam mengatasi persoalan Lisa. Akhirnya Lisa dapat bekerja lebih tenang karena dimengerti keadaannya. Dengan atasan, meski tetap formal, berkembang pula relasi personal yang memberikan rasa nyaman.

Di balik kisah-kisah di atas secara sepintas kita dapat menemukan bahwa keterbukaan diri diperlukan, terutama dalam hubungan-hubungan jangka panjang (persahabatan, perkawinan, pekerjaan, dan sebagainya), dan bahwa perlu ada aturan main tertentu agar keterbukaan diri itu bersifat konstruktif.
De Janasz, Dowd, dan Schneider (2002) dalam bukunya Interpersonal Skills in Organizations  memberikan informasi mengenai bagaimana membuka diri, manfaat, serta hal-hal yang menghambat.

Hal yang Diungkapkan
Ada rambu-rambu dalam pengungkapan diri agar hubungan menjadi efektif :

Lebih mengungkapkan perasaan daripada fakta
Bila kita mengungkapkan perasaan terhadap orang lain, berarti kita mengizinkan orang lain mengenali siapa kita sesungguhnya. Misalnya, informasi bagaimana kita mengembangkan hubungan dengan saudara-saudari kita membuat orang lain memahami kita, daripada sekadar memberikan informasi bahwa kita memiliki saudara.

Semakin diperluas dan diperdalam 
Mungkin kita masih mengalami perasaan tidak nyaman berbagi pengalaman dengan seseorang yang seharusnya dekat dengan kita. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan hubungan ke arah yang lebih dalam (lebih mengungkapkan perasaan terhadap isu tertentu) dan diperluas (dengan mendiskusikan berbagai isu, seperti pekerjaan, keluarga, pengalaman religius, dan sebagainya).

Fokus pada masa kini, bukan masa lampau 
Bila berbagi pengalaman soal masa lalu menjelaskan mengapa dulu kita melakukan tindakan tertentu adalah bersifat katarsis (melepaskan ketegangan), tetapi dapat meninggalkan perasaan bahwa kita lemah. Hal ini terjadi terutama bila keterbukaan tidak berlangsung timbal balik. Jadi, lebih baik kita fokus pada situasi sekarang.

Timbal balik 
Kita harus selalu mencocokkan tingkat keterbukaan kita dengan tingkat keterbukaan orang yang kita jumpai. Hati-hati, jangan terlalu membuka diri secara dini, sebelum melewati masa-masa pengembangan hubungan yang familier dan saling percaya. Di sisi lain, bila diperlukan, tidak perlu menunggu orang membuka diri. Jangan takut untuk memulai langkah penting membangun hubungan. Berikan contoh, dan orang lain akan menyesuaikan diri. Bila orang tidak merespon secara seimbang, hentikan langkah tersebut.

Banyak Manfaat
Keterbukaan diri memiliki manfaat bagi masing-masing individu maupun bagi hubungan antara kedua pihak. Dengan membuka diri dan membalas keterbukaan diri orang lain, kita dapat meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan orang lain.

Secara rinci manfaatnya adalah :
Meringankan
Berbagi dengan orang lain mengenai diri atau persoalan yang kita hadapi, dapat memberikan kondisi psikologis yang meringankan. Misalnya, cerita tentang ketidakmampuan menghadapi ujian atau berakhirnya hubungan dengan seseorang. Bagaimana kita mengatasi hal itu? Bagaimana pandangan orang lain? Dengan membuka diri, kita memperoleh tambahan perspektif yang membantu diri sendiri melihat titik frustrasi dari sudut pandang orang lain.

Membantu validasi (menguji ketepatan) persepsi terhadap realita
Dengan sudut pandang sendiri, kita mungkin cenderung menggunakan ukuran yang idealistis menurut diri sendiri. Bila kita mengomunikasikan hal tersebut dengan seseorang yang tepat (yang memberikan simpati, suportif, dapat dipercaya, dan pendengar yang baik), kita tidak hanya mendapatkan persetujuan, tetapi juga informasi yang diperlukan untuk lebih memahami diri sendiri, yang kita perlukan agar memahami dunia secara lebih realistis.

Mengurangi tegangan dan stres
Bila kita menghadapi ketegangan atau stres karena suatu hal, bila tidak diungkapkan akan berkembang menjadi eksplosif (mudah meledak). Sebaliknya, bila diungkapkan kepada orang lain, kita akan menemukan jalan keluar. Andaikan tidak mendapat jalan keluar, setidaknya lebih ringan karena kita merasa tidak sendirian. Hal ini justru dapat membuat kita menjadi lebih dekat dengan orang lain dan menambah rasa nyaman pada saat itu maupun dalam relasi selanjutnya.

Meringankan fisik
Terdapat keterkaitan antara pikiran dengan sistem tubuh kita. Adanya pengaruh positif pada pikiran (akibat pengungkapan diri), berakibat pada fisik. Berbagi atau mengungkapkan diri dengan orang lain, membuat stres kita berkurang, kecemasan berkurang, dan meredakan juga detak jantung dan tekanan darah. Dengan kata lain, pengungkapan diri dapat berpengaruh positif terhadap kesehatan fisik, selain emosi.

Alur komunikasi yang lebih jelas
Dengan menunjukkan keinginan untuk membuka diri terhadap orang lain, dan menghargai pengungkapan diri orang lain, berarti kita meningkatkan kemampuan untuk memahami sudut pandang atau perspektif yang berbeda. Dengan demikian, kita akan lebih percaya diri untuk mengklarifikasi niat-niat atau makna-makna dari orang lain. Adanya umpan balik lewat diskusi terbuka, kekaburan dalam komunikasi diminimalkan.

Mempererat hubungan
Bila antarekan lebih saling mengenal satu sama lain, terjadi efek timbal balik: keterbukaan mengembangkan rasa senang yang semakin meningkatkan keterbukaan dan berakibat makin kuatnya rasa senang. Tanpa pengungkapan diri, tingkat keeratan hubungan dan kepercayaan berada pada level rendah. 

Dengan keterbukaan dihasilkan kepercayaan, dan dengan kepercayaan dihasilkan kerja sama. Di dalam organisasi, kerja sama dan saling percaya ini menentukan inovasi yang sangat penting agar tetap survive dan mampu berkompetisi.

Lebih dari itu, hasil riset menemukan bahwa bila antarekan kerja semakin menyukai kerja sama, mereka lebih produktif dalam mengerjakan proyek atau dalam situasi tim.

Sumber : www.kompas.com

Mengatasi Kecemasan

Seorang mahasiswa S2, koordinator kelas, sebutlah namanya Christin, membuat teman-teman sekelasnya terheran-heran. Pasalnya, Christin yang aktif, senang bercanda, dan memiliki postur tubuh bak atlet itu ternyata memiliki kecemasan yang irasional, hanya karena mendengar kata “kecoak”.

Dengan muka tegang ia sibuk menutup telinga dengan saputangan tebal ketika teman-temannya bicara tentang kecoak. Ironis kedengarannya. Kenyataannya, keadaan seperti ini benar-benar dialami oleh sebagian dari kita, meski dengan intensitas dan objek yang berbeda-beda.

Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi negatif. Baik bersifat rasional maupun irasional ini merupakan persoalan tersendiri bagi yang mengalaminya. Oleh sebab itu, kita perlu memiliki keterampilan untuk mengatasinya.

Apa itu Kecemasan?
Perihal rasa cemas, semua orang mengetahui dan pernah merasakannya. Namun, untuk menjelaskan apa itu kecemasan kita mungkin memiliki jawaban yang berbeda-beda.

Dalam Psikologi, ada yang menjelaskan bahwa kecemasan merupakan ketakutan yang tidak realistis, suatu perasaan terancam ketika merespon sesuatu yang sebenarnya tidak sungguh-sungguh mengancam. Ini berbeda dengan ketakutan, yang bersifat realistis, benar-benar karena sesuatu yang menakutkan.

Untuk menghindari pengertian antara cemas dan takut (juga dengan nervous dan tegang) yang pada dasarnya tidak terlalu jelas perbedaannya, kita dapat berpegang pada penjelasan yang diberikan Calhoun & Acocella (1990). Menurut mereka, kecemasan merupakan suatu perasaan takut (realistis maupun tidak), disertai peningkatan gejolak fisiologis.

Bagaimana kecemasan berkembang, khususnya yang tidak realistis?

Sigmun Freud dengan teori psikodinamikanya menjelaskan, kecemasan yang tidak realistis (seperti halnya kecemasan karena kecoak), merupakan gejala dari rasa takut yang lebih mendalam. Biasanya berhubungan dengan alam bawah sadar yang berkaitan dengan dorongan seksual atau agresif, yang menerobos kontrol ego menuntut pemuasan, dan akhirnya menimbulkan ketakutan luar biasa pada diri individu.

Lain halnya penjelasan dari aliran perilaku (behaviorism) dengan tokoh-tokoh Watson, Skinner, dll. Kecemasan yang realistis maupun yang tidak realistis menurut mereka merupakan hasil pengondisian respon.

Contohnya, seorang anak mengenal kecoak bersamaan dengan peristiwa lain yang mengerikan (misalnya ia terkunci di kamar mandi dan menemukan gerombolan kecoak di saluran pembuangan). Hasilnya, ia mempelajari dan merespon kecoak sebagai makhluk yang mengerikan. Hal ini dapat terbawa hingga dewasa.

Kecemasan mempunyai tiga komponen, yaitu emosional, kognitif, dan fisiologis. Dalam komponen emosional, individu mengalami perasaan takut yang intens dan disadari. Dalam komponen kognitif, peningkatan rasa takut akan mengacaukan kemampuan individu untuk berpikir jernih.

Dalam komponen fisiologis, tubuh merespon ketakutan dengan memobilisasi diri untuk bertindak, baik dikehendaki ataupun tidak. Respon fisiologis ini merupakan hasil kerja sistem saraf otonom yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh.

Respon fisiologis ketika terjadi kecemasan antara lain detak jantung meningkat, irama napas lebih cepat, pupil mata melebar, proses pencernaan terhenti, pembuluh darah menyempit, tekanan darah naik, kelenjar adrenalin dalam darah meningkat. Itu semua menyebabkan individu menjadi tegang dan siap melakukan tindakan menyerang atau melarikan diri dari situasi yang ada.
Kecemasan, bila terjadi dalam level sedang dan dalam keadaan memang ada hal yang harus ditakuti (misalnya sedang menghadapi wawancara kerja), merupakan hal normal. Akan menjadi masalah bila kecemasan terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan situasi yang ada (tidak realistis).

Kecemasan semacam ini akan memerosotkan sumber daya fisik dan fisiologis kita. Lebih jauh lagi, dapat mengurangi rasa berharga, merasa kecil, dan tidak berdaya.

Menganalisis Kecemasan
Pola kecemasan berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu antara lain dalam hal penyebab yang memicu kecemasan (anteseden), keadaan cemas itu sendiri (tingkat kecemasan, gejala), dan konsekuensi yang ada setelah terjadi kecemasan. 

Untuk mengendalikan kecemasan, terlebih dahulu kita perlu melakukan analisis terhadap kecemasan tersebut.

Pertama
Kita tentukan apa yang membuat kita cemas:
Karena melihat kecoak? Karena harus mengalahkan orang lain dalam suatu hal (kompetisi)? Atau karena menghadapi soal-soal ujian?

Bila kecemasan itu karena kecoak, perlu dipastikan apakah bulunya yang membuat cemas? Atau baunya?

Dalam situasi seperti apa kecemasan terhadap kecoak itu muncul: Kalau melihat? Kalau mendengar kata kecoak? Kalau melihat di kamar? Hanya kalau malam atau sembarang waktu?

Kedua
Kita menentukan penyebab internal (dari dalam diri), yakni dengan memeriksa kecemasan itu sendiri: Apakah yang kita pikirkan dan kita rasakan saat terjadi pengalaman kecemasan itu?

Bila kecemasan karena kecoak, perlu diperiksa: Apakah bayangan kecoak bergerombol muncul kembali setiap kali melihat kecoak? Apakah kecoak itu membangkitkan rasa muak yang luar biasa? Ataukah kecoak mengingatkan pada peristiwa mengerikan?

Ketiga
Kita mendeskripsikan konsekuensi dari kecemasan itu. Apa yang kita lakukan dengan mengalami kecemasan? Bila cemas karena kecoak, perlu dideskripsikan respon apa yang terjadi setelah timbul kecemasan: Apakah kita lari, bersembunyi, atau menghindar? Seperti apa akibatnya terhadap tubuh, terhadap perasaan, dan terhadap pikiran (kognisi)?

Mengelola Kecemasan
Setelah melakukan analisis, kita dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasinya.

Perencanaan lingkungan
Berbagai stimulus (objek, orang, situasi) yang membuat kita mengalami kecemasan bukanlah hal yang harus kita hadapi. Kita berhak menghindari stimulus-stimulus tersebut.

Contohnya,
Film horor bukanlah sesuatu yang harus kita tonton. Bila kita cemas/takut, kita dapat menghindari dengan tidak menontonnya. Bila takut kecoak, kita dapat menghindarinya di rumah dengan cara membasminya. Di luar rumah, kita dapat menghindari kecoak dengan cara sebisanya menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang kecoak.

Namun, tidak semua stimulus yang membuat cemas dapat kita hindari begitu saja. Contohnya, kecemasan tinggi yang terjadi setiap kali mau ujian, berbahaya bila kita atasi dengan menghindari ujian. Untuk itu kita perlu mengatur agar kecemasan sewaktu ujian dapat berkurang dengan cara belajar sampai tuntas dsb. Kalau kita cemas setiap kali orangtua bertengkar, tentu saja kita tidak cukup hanya menghindari orangtua kita. Kita berhak meminta mereka tidak bertengkar, mengatasi konflik dengan cara dialog yang baik.
Pendek kata, menghindar merupakan cara yang paling umum dipilih dalam perencanaan lingkungan. Namun, cara menghindarinya perlu kita pikirkan, agar hal lain yang lebih penting tidak dikorbankan.

Relabeling dan self-talk
Bila kita tidak dapat mengindari stimulus yang membuat kita cemas, cara lain yang dapat dilakukan adalah mengurangi pemicu internal, yakni di dalam diri kita sendiri. Biasanya berupa pikiran dan ungkapan-ungkapan negatif yang diikuti dengan emosi negatif.

Bila kita selalu cemas saat menghadapi ujian, mungkin itu karena kita dalam hati berpikir tentang kemungkinan gagal, tentang soal-soal yang tidak dapat dijawab. Oleh sebab itu, kita perlu mengganti dengan keyakinan dan perkataan positif terhadap diri sendiri, “Mungkin tidak mudah, tetapi aku akan dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan baik setelah aku belajar sungguh-sungguh.”

Dalam kasus kecemasan terhadap kecoak, bila semula kita menganggap kecoak sebagai monster yang mengerikan, ganti dengan pikiran bahwa kecoak hanya seekor serangga yang tidak berbahaya. Kita dapat mengatakan pada diri sendiri, “Aku pasti dapat menghadapi kecoak karena nyatanya kecoak hanyalah serangga yang tidak berbahaya seperti jangkrik.”
Kita tidak perlu menyatakan sesuatu yang terlalu optimistis, cukup yang realistis. Relabeling dan self-talk ini dapat menghambat respon cemas yang biasanya terjadi secara otomatis.

Desensitisasi
Respon cemas sedapat mungkin harus diubah agar kita tidak lagi mengalami emosi negatif bila mendapat provokasi stimulus yang membuat cemas. Cara yang sangat efektif adalah desensitisasi. Desensitisasi terdiri dari dua langkah: rileksasi dan secara bertahap mengalami stimulus yang membuat cemas.

Rileksasi dilakukan dengan cara melemaskan seluruh otot tubuh, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Latihan ini untuk setiap bagian tubuh disertai mengatur pernapasan perut (napas panjang). Pernapasan panjang dimulai terlebih dahulu sebelum melemaskan bagian-bagian otot tubuh.

Setelah dicapai keadaan rileks, selanjutnya mulai berlatih menghadapi stimulus yang membuat kita cemas. Hal ini dapat dengan cara membayangkan (dapat dilakukan dengan gambar) maupun sungguh-sungguh menghadapinya. Tampilan stimulus, misalnya kecoak, diperlihatkan dalam keadaan yang paling tidak mencemaskan (misalnya hanya tampak sedikit sayapnya di balik bunga).
Setelah berhasil, secara bertahap stimulus ditampilkan dalam keadaan yang sedikit mencemaskan, misalnya satu sisi sayap kecoak tampak di balik bunga). Demikian seterusnya.

Kombinasi rileksasi dan latihan menghadapi stimulus ini dilakukan hingga seseorang benar-benar tidak lagi cemas menghadapi stimulus itu apa adanya.

Sumber : www.kompas.com

"Nervous" Saat Bicara? No Way!

Berbicara di hadapan orang banyak merupakan hal yang mudah dilakukan oleh orang tertentu, tetapi cukup menegangkan bagi banyak orang. Satu hal yang menjadi penghalang utama untuk tampil dengan tenang adalah ketakutan untuk dinilai negatif. Bagaimana cara menyingkirkan ketakutan?

Melakukan presentasi adalah hal yang mudah dilakukan oleh sebagian orang, terutama oleh mereka yang profesional dalam bidang komunikasi atau public speaking. Namun, tidak semua orang mampu melakukan presentasi secara baik, memuaskan audiens.

Mereka yang gagal melakukan presentasi bukan saja para pemula yang kurang berpengalaman, melainkan juga orang-orang yang memiliki jam terbang tinggi sebagai eksekutif maupun yang aktif dalam kepengurusan berbagai organisasi.
Sebuah seminar diselenggarakan oleh salah satu institusi pendidikan ternama di Tanah Air beberapa waktu lalu. Peminat cukup banyak karena topiknya sangat menarik. Pembicaranya?

Seorang wanita manajer pemasaran dari sebuah perusahaan multinasional, yang katanya menerapkan strategi yang dipresentasikan. Ketika acara dimulai, terkesan pembicaraan dalam seminar itu bakal sangat menarik karena dibuka oleh seorang moderator yang berbicara dengan sangat menarik.

Meremehkan Peserta
Namun, sungguh tak terduga, dari menit ke menit presentasi oleh narasumbernya sendiri ternyata sangat menyebalkan. Bagaimana tidak?
Dalam dua jam seminar yang direncanakan, narasumber menghabiskan waktu antara lain untuk game yang tidak ada hubungannya dengan topik seminar (dengan hadiah produk dari perusahaan tempat ia bekerja); untuk mengenalkan sebuah organisasi internasional yang di dalamnya ia duduk sebagai pengurus.

Bahkan, ia tidak lupa menampilkan kegiatan beserta foto-foto dirinya dalam organisasi tersebut. Terakhir, materi pokok yang ditunggu-tunggu oleh peserta seminar dipresentasikan dengan tergesa-gesa tanpa penguasaan yang baik.
Lebih buruk lagi, makalah yang dipresentasikan itu ternyata bukan hasil karyanya sendiri, melainkan 100 persen berupa materi karya orang lain yang telah diseminarkan pada forum organisasi internasional yang diurusnya itu.
Alhasil, dalam sesi diskusi yang dibuka pada menit-menit terakhir, hanya satu peserta yang mengangkat tangan untuk bertanya. Selebihnya yang tampak adalah wajah-wajah peserta yang bersungut-sungut kecewa.

Belajar Kembali
Sungguh runyam, seminar yang tiketnya dijual cukup mahal untuk para akademisi dan praktisi organisasi/perusahaan itu berakhir sangat mengecewakan. Pasalnya, narasumber terlalu berfokus pada keinginannya sendiri, membelokkan topik utama kepada hal-hal yang tidak relevan, tidak mengenali kebutuhan audiens, tidak menguasai materi presentasi, dan tidak mengerti aturan main presentasi.

Bercermin dari kasus tersebut, alangkah baiknya bila kita kembali belajar mengenai bagaimana melakukan presentasi secara efektif. Selain itu, mengingat besarnya kemungkinan timbul rasa cemas menjelang dan ketika melakukan presentasi, berikut disajikan tip presentasi efektif dan juga tip mengatasi ketakutan presentasi. Semuanya disarikan dari tulisan de Janasz, Dowd, & Schneider (2002).

Tip Presentasi Efektif
Sebelum presentasi
-  Teliti siapa audiens Anda: minat-minat dan keyakinan-keyakinan, jenis presentasi yang sesuai (berapa lama, bagaimana formatnya, dan jenis teknologinya).
-   Pilih pakaian yang tepat, sesuai dengan keadaan audiens Anda: kasual atau formal?
-   Siapkan apa yang akan Anda sampaikan: Anda tidak mungkin menuliskan semua kata yang akan disampaikan; buatlah daftar konsep apa saja yang akan disampaikan, dan kembangkan poin-poin percakapan yang mendukung konsep-konsep tersebut.
-   Latihan: berlatih mengucapkan poin-poin tersebut secara urut dan dengan tone percakapan.
-   Rileks: sesaat sebelum presentasi, pikiran harus jernih dan siap 
menjalankan tugas.

Selama presentasi
-   Mengawali dengan anekdot atau kutipan kata-kata.
-   Menyampaikan kerangka pemikiran kepada audiens.
-   Menyampaikan argumen inti (pentingnya topik yang disajikan) pada awal presentasi, didukung data.
-   Membangun sesi interaktif: ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu audiens fokus pada presentasi.
-   Menggunakan teknologi, tetapi jaga supaya tetap komunikatif.
-   Usahakan menarik, tetapi tidak perlu terlewat entertaining (menghibur). Yang penting peserta dibuat berpikir.
-   Menutup dengan sebuah kutipan atau pesan penting untuk menegaskan esensi presentasi.

Sesudah presentasi
-   Mengevaluasi: katakan pada diri sendiri, kapan dan apa yang baik dilakukan pada presentasi yang akan datang.
-   Follow-up: siapkan dan kirim materi atau data yang Anda janjikan kepada audiens, dan sampaikan ucapan terima kasih secara formal kepada panitia atau pengelola acara.

Sumber : www.kompas.com

Cara Gampang Nge-webblog

Seiring pesatnya perkembangan informasi dan teknologi (IT), masyarakat saat ini tidak dapat di pisahkan dengan internet. Kita bisa melakukan akses apapun dengan internet, melakukan bisnis secara online, iklan, entertaiment, pembelajaran, mencari relasi dan masih banyak hal yang dapat di eksplore menggunakan internet.

Situs ataupun websites yang banyak hadir di media internet, merupakan jembatan penting antara user dengan beragam kebutuhan yang di tawarkan internet. Memiliki websites atau situs pribadi memungkinkan kita untuk dapat mengelola informasi sesuai yang kebutuhan. Untuk bisnis, menawarkan produk, share ilmu, atau sekadar menuangkan pikiran dan memperkenalkan diri ke orang lain.

Melihat potensi yang besar dari sebuah situs, saat ini banyak orang menginginkan membuat dan memilik websites pribadi. Untuk dapat membangun dan memiliki website pribadi ada beragam cara. Yaitu dengan berlangganan webhosting, bisa juga memanfaatkan web hosting yang free, mendaftarkan domain, hingga berlangganan domain.

Namun seiring bertambahnya kebutuhan pengguna internet karena dukungan pesatnya perkembangan IT, seorang pemula yang belum pernah belajar progam web dan jaringan komputer bisa membuat dan memiliki situs atau websites pribadi.

Web pribadi yang dapat di buat secara mudah dan gratis tak lepas dari usaha para developer web dan provider domain gratis membuat inovasi baru. Yaitu sebuah weblog atau blog yang merupakan aplikasi web yang telah dikemas, sehingga memudahkan pemilik web untuk mengelolanya dengan menggunakan tools dan fasilitas yang telah disediakan sehingga mempermudah para pemula dan pengguna internet memiliki situs pribadi secara mudah dan dapat di lihat banyak orang.

Dengan demikian bila Anda pengguna internet atau pemula yang awam bisa, memulai membuat web dengan mencoba mengutak-atik dan memanfaatkan fasilitas dari provider blog yang saat ini beragam jenis dan tipenya. Blog yang sering digunakan terutama di Indonesia adalah www.blogger.com, wordpress.com, dan blogsome.com.

Tiap provider blog gratis, tak dapat secara mutlak dibandingkan mana yang terbaik karena tiap provider blog memiliki kelebihan masing-masing yang ditonjolkan. Blogger.com merupakan salah satu situs free blog yang besar karena merupakan media blog yang pertama kali memopulerkan weblog.
Blogger saat ini telah diakuisisi oleh Google dan semenjak itu pengembangan dilakukan secara berkala dan banyak menghasilkan aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka (open source). Dan yang berarti Anda dapat lebih fleksibel dan bebas mengustom baik tampilan, model dan pernak-pernik yang ada pada blog pribadi.

Bagaimana memulai membuat blog? Itu mudah. Pertama Anda harus memiliki email, di mana nantinya email tersebut akan digunakan untuk mengirimkan password dan beberapa keterangan berkaitan dengan registrasi yang Anda lakukan pada blogger.com. Anda bisa menggunakan dan jika belum memiliki bisa membuat email gratisan seperti yahoo atau google.

Bila sudah memiliki email, Anda dapat langsung membuka situs blogger.com. Di situs blogger.com dapat dilihat bahwa untuk membuat blog ada 3 langkah yang harus dilalui:

Pertama - yang harus dilakukan adalah klik tanda panah merah besar yang ada di sisi sebelah kanan web. Jika sebelumnya Anda telah memiliki email dari domain google seperti contoh email_anda@gmail.com, maka pada sisi kanan atas Anda dapat memulai blog dengan mengisi alamat email gmail dan passwordnya.

Bagi Anda yang menggunakan email selain gmail, seperti yahoo, plasa, hotmail dsb, bisa mulai mengisi form yang telah di sediakan setelah tadi mengklik tanda panah merah yang ada di sisi kanan web. Isi dengan lengkap point-point seperti alamat email, password, nama tampilan, verifikasi kata dan centang penerimaan persyaratan, di mana isi persyaratan dapat dibaca dengan mengklik tulisan berwarna biru yang ada dalam form tersebut secara lengkap sesuai petunjuk yang ada. Setelah diisi lengkap klik tulisan yang ada pada tanda panah merah di kanan bawah.

Kedua - Jika tahap pertama selesai maka langkah kedua adalah membuat nama blog dan alamat blog sesuai keinginan Anda. Abaikan saja opsi lanjutan yang ada di bawahnya, setelah selesai klik tanda panah merah yang ada di kanan bawah.

Ketiga - Langkah terakhir yaitu memilih template yang merupakan tampilan atau layout dari blog yang Anda gunakan nantinya. Setelah selesai memilih, klik tanda panah merahnya. Begitu langkah ketiga selesai dilakukan, kini Anda telah memiliki sebuah blog pribadi yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Selamat mencoba.

Sumber : Koran Surya

6 Herbal untuk Perbaiki Kehidupan Seksual

Ingin memperbaiki kehidupan seksual secara alami? Berikut ini sejumlah herbal yang direkomendasi oleh Dr Lavinia Suryadi dari Healthy Choice, pusat detoksifikasi dan pangan organik di Jakarta.

Seledri
Sayuran ini akan menjadikan Anda lebih energik, tidur lebih nyenyak, dan bermanfaat untuk perempuan dalam meningkatkan gairah seksual.

Bawang putih
Bumbu dapur ini sering disebut Russian Antibiotic karena khasiatnya dalam membasmi bakteri. Herbal ini membantu pria mencapai dan mempertahankan ereksi dengan membantu memperlebar pembuluh darah.

Ginseng
Herbal kebanggaan Korea ini memang mahal, tetapi khasiatnya sudah terbukti selama ribuan tahun. Ginseng mendorong aktivitas mental dan fisik serta memperbaiki fungsi kelenjar endokrin.

Herbal ini juga memberi efek positif pada kelenjar seks. Ginseng membantu menyeimbangkan hormon wanita, khususnya pada masa perubahan fisik yang drastis, seperti sehabis melahirkan, selama menstruasi, dan menopause.
Jenis ginseng yang bermanfaat untuk kehidupan seks Anda adalah Panax ginseng dan Panax ouinquefolius, sedangkan Siberian ginseng bermanfaat untuk kesehatan, tetapi tidak efektif untuk meningkatkan kehidupan seks.

Ginkgo biloba
Herbal ini sering disebut herbal yang cerdas karena kemampuannya meningkatkan memori dan memperlambat laju perburukan penyakit Alzheimer. Ginkgo biloba meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh sehingga memberi lebih banyak oksigen ke otak, jantung, dan seluruh tubuh, termasuk juga ke organ-organ seks.

Biji adas
Selama bertahun-tahun biji adas digunakan untuk mengobati keluhan penyakit pada wanita di berbagai belahan dunia. Adas berguna meringankan gejala pre-menstruation syndrome (PMS) dan menopause.

Primrose
Herbal ini telah digunakan selama berabad-abad di Eropa sebagai obat penenang ringan dan mengatasi berbagai penyakit pernapasan. Untuk urusan seks, primrose adalah estrogen alami untuk tubuh Anda.

Daun Pepaya, Senjata Baru Pelawan Kanker

Di balik rasanya yang pahit, ternyata daun pepaya menyimpan manfaat sebagai zat pelawan kanker. Oleh para ahli, kehebatan daun pepaya dalam melawan berbagai jenis tumor di tubuh ini disebut sebagai ”sangat mengagumkan”.


Adalah peneliti Nam Dang dari Universitas Florida dan rekannya dari Jepang yang memublikasikan temuannya mengenai manfaat ekstrak daun pepaya untuk melawan kanker serviks, payudara, liver, paru, dan pankreas. Para peneliti menggunakan ekstrak daun pepaya yang sudah kering dan dimanfaatkan sebagai teh daun pepaya.

Dalam riset yang dilakukan Dang diketahui, ekstrak daun pepaya akan menghasilkan molekul yang disebut Th1 tipe sitokin yang membantu meningkatkan sistem imun tubuh. Hal ini akan mendukung terapi yang memanfaatkan sistem imun untuk melawan kanker.

Para ahli mengatakan, ekstrak pepaya tidak memiliki efek toksik pada sel normal sehingga lebih aman daripada terapi kanker pada umumnya. Dalam penelitiannya, 10 tipe kultur sel kanker dipajan dengan ekstrak daun pepaya untuk kemudian diamati selama 24 jam. Ternyata, pepaya memperlambat pertumbuhan sel tumor pada semua jenis tipe kanker.

Selain dikonsumsi sebagai buah, pepaya juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional, khususnya oleh suku Aborigin di Australia, penduduk Vietnam, dan beberapa negara Asia lainnya.

Sumber : www.kompas.com

Firefox Mengganti Layout Facebook

Beberapa waktu yang lalu Facebook tampil dengan layout yang baru. Apakah Anda suka dengan tampilan layout Facebook yang baru ini? 

Memang banyak orang yang tidak suka dan menginginkan Facebook kembali ke tampilan awal atau layout Facebook yang dulu. Tetapi suka atau tidak suka pada akhirnya kita harus mengikuti apa yang telah disediakan oleh Facebook termasuk dengan tampilan Facebook yang baru ini.

Kalau Anda merasa layout baru tersebut masih kurang menarik, Anda bisa mengganti layout Facebook tersebut dengan layout lain yang Anda sukai.
Berikut langkah-langkahnya:
  1. Buka browser Firefox Anda lalu download dan install firefox addon Stylish dengan alamat: https://addons.mozilla.org/en-US/firefox/addon/2108
  2. Kemudian klik “Add to Firefox”
  3. Jika proses install berhasil, maka Anda harus me-restart Firefox.
  4. Buka halaman Facebook Anda.
  5. Berikutnya Anda bisa memilih beragam jenis layout Facebook di alamat berikut: http://userstyles.org/styles/browse/facebook.com
  6. Pilih layout yang sekiranya menarik menurut Anda dan klik pada judul layout Facebook tersebut.
  7. Klik tombol Install with Stylish.
  8. Akan muncul kotak dialog konfirmasi, klik tombol Preview untuk melihat dulu tampilannya dan klik tombol Install untuk langsung mengubah layout Facebook.
  9. Restart kembali browser Firefox Anda.
  10. Kembali ke halaman akun Facebook Anda, klik menu Refresh atau tekan tombol F5 untuk melihat perubahannya.
  11. Jika Anda ingin mengganti dengan layout Facebook yang lain, caranya sama seperti langkah-langkah di atas.
  12. Jika Anda ingin menonaktifkan style tersebut atau mengembalikan layout Facebook seperti semula, Anda bisa mengklik icon Stylish di statusbar Firefox lalu klik ”Turn all styles off”.
Layout Facebook yang berubah tentu hanya layout Facebook yang ada di komputer yang sedang Anda gunakan sekarang. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.

Sumber : Koran Surya

Minum Air Putih agar Tak Mudah Stres

Tahukah Anda, bahwa air dan stres sangat berhubungan. Seluruh bagian tubuh manusia selalu membutuhkan air dalam segala aktivitasnya. Bila kandungan air dalam masing-masing organ kekurangan, fungsinya akan menurun. Selain lebih mudah terpapar oleh bakteri dan virus, kita juga rentan terkena stres.
Berbagai literatur menunjukkan, kekurangan cairan tubuh setengah liter saja dari kebutuhan air setiap hari (2 liter) bisa meningkatkan kadar kortisol, salah satu hormon stres. Fungsi kortisol adalah melepas glukosa ke dalam peredaran darah sebagai energi.

Hormon kortisol bersama dengan hormon-hormon stres yang lain bisa mengganggu beberapa fungsi tubuh. Bila hanya terjadi sekali-kali, mungkin tak perlu dikhawatirkan. Namun, bila Anda sering dehidrasi, tentu saja fungsi imunitas tubuh bisa terkena imbasnya.

Namun, bukan berarti minum bergelas-gelas air akan secara ajaib menghilangkan berbagai tekanan hidup, mulai dari soal uang hingga hubungan dengan pasangan. Tapi, bila selama ini stres sudah menjadi "makanan" sehari-hari, paling tidak Anda tak akan mendapat tambahan stres akibat faktor dehidrasi.

"Disadari atau tidak, kita menjadi mudah dehidrasi saat sedang berada di bawah tekanan atau stres. Ini terjadi karena detak jantung menjadi cepat dan napas menjadi berat sehingga Anda kehilangan cairan," kata Renee Melton, MS, RD, Direktur Nutrition Sensei, sebuah program penurunan berat badan.
Ditambah lagi, saat tubuh dan pikiran sedang menghadapi sesuatu yang menimbulkan stres, biasanya kita tak akan ingat untuk minum cukup air. Padahal, air sangat membantu konsentrasi kita.

"Stres bisa menyebabkan gejala-gejala yang sama seperti saat kita dehidrasi, yakni detak jantung meningkat, mual, lelah, dan sakit kepala," kata Trent Nessler, Direktur Baptist Sport Medicine, Amerika Serikat. Jika dehidrasi semakin tinggi, hal itu  dapat memicu penurunan kesadaran sampai kerusakan otak karena otak adalah organ yang paling sensitif terhadap kekurangan air.
Air mempunyai peranan yang penting dalam tubuh, yakni sebagai pelarut, katalisator, pelumas, pengatur suhu tubuh, serta penyedia mineral dan elektrolit bagi tubuh. Rasa haus merupakan petunjuk bahwa tubuh sedang mengalami dehidrasi ringan.

Dengan minum secara teratur, dehidrasi dapat dicegah sehingga kondisi kesehatan tubuh akan lebih baik. Dengan demikian, akan dicapai kemampuan fisik dan mental yang lebih baik.

Sumber : www.kompas.com